2012/10/28

Determinasi Mineral


Determinasi Mineral




No Mineral : 1
Warna : Putih Kehijauan
Derajat Transparant : Transaparant
Kilap : Kaca
Belahan : Indistinct
Pecahan : Concoidal
Kekerasan : 7,5 - 8
Gores : Putih
Kemagnetan : Non magnetit
Komposisi Kimia : Silika
Nama Mineral : Beryl

No Mineral : 2
Warna : Kuning
Derajat Transparan : Opaque
Kilap : Tanah
Belahan : Indistinct
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 2,5 – 3,5
Gores : Kuning Pucat
Kemagnetan : Non magnetit
Komposisi Kimia : Sulfat
Nama Mineral : Jarosite

No Mineral : 3
Warna : Putih bening
Derajat Transparan : Translucent
Kilap : Kaca
Belahan : Perfect
Pecahan : Concoidal
Kekerasan : 3
Gores : Putih
Kemagnetan : Non magnetit
Komposisi Kimia : Karbonat
Nama Mineral : Calcite (CaCO3)

No Mineral : 4
Warna : Kuning Emas
Derajat Transparan : Opaque
Kilap : Metalic
Belahan : Indistinct
Pecahan : Concoidal
Kekerasan : 6 - 6,5
Gores : Hitam
Kemagnetan : Sometimes
Komposisi Kimia : Sulfida
Nama Mineral : Pyrite

No Mineral : 5
Warna : Abu - abu
Derajat Transparan : Opaque
Kilap : Metalic
Belahan : Perfect
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 2,5
Gores : Abu – abu pucat
Kemagnetan : Magnetit
Komposisi Kimia : Sulfida
Nama Mineral : Galena

No Mineral : 6
Warna : Putih kekuningan
Derajat Transparan : Opaque
Kilap : Kaca
Belahan : Indistinct
Pecahan : Concoidal
Kekerasan  : < 3,5
Gores : Putih
Kemagnetan : Non magnetit
Komposisi Kimia : -
Nama Mineral  : Alabaster

No Mineral : 7
Warna : Putih Kehijauan
Derajat Transparan : Opaque
Kilap : Sutera
Belahan : Indistinct
Pecahan : Concoidal
Kekerasan : 2-5
Gores : Putih
Kemagnetan : Non magnetit
Komposisi Kimia : Serpentine dan Amphibole
Nama Mineral : Asbestos

No Mineral : 8
Warna : Merah kecoklatan
Derajat Transparan : Opaque
Kilap : Kaca
Belahan : Indistinct
Pecahan : Concoidal
Kekerasan : 6
Gores : Putih
Kemagnetan : Non magnetit
Komposisi Kimia : Silika
Nama Mineral : Orthoclas

No Mineral : 9
Warna : Putih
Derajat Transparan : Translucent
Kilap : Mutiara
Belahan : Perfect
Pecahan : Uneven
Kekerasan : 1
Gores : Putih
Kemagnetan : Non magnetit
Komposisi Kimia : Silika, Magnesium oxide
Nama Mineral : Talc







2012/10/27

Panas Pembakaran


Laporan Pendahuluan
Percobaan 1
Praktikum Kimia Fisika

PANAS PEMBAKARAN

Dasar Teori
            Panas yang diserap atau dilepaskan pada oksidasi sempurna dari suatu senyawa disebut panas pembakaran. Satuannya dinyatakan dalam kal/gram atau kal/mol. Panas pembakaran bisa juga sebagai panas yang timbul pada pembakaran 1 mole suatu zat. Panas pembakaran dari suatu zat dapat ditentukan dengan alat polarimeter.
Q = m cp (T1-T0)
dengan Q, m, Cp, T0, dan T1 berturut – turut adalah panas pembakaran, berat zat yang dibakar (gram), panas jenis pada tekanan tetap, suhu mula – mula, dan suhu akhir.
            Panas pembakaran dapat juga ditentukan melalui perhitungan termokimia. Dalam hal ini Lavoiser dan Laplace menyatakan bahwa panas yang diserap pada peruraian suatu senyawa kimia harus sama dengan panas yang dikeluarkan pada pembentukannya bila kedunya sama.
Biasanya panas pembakaran ditentukan secara eksperimen pada V tetap dalam bomb-kalorimeter. Dari ini dapat dicari ɅH :
ΔH0 = ΔE0 + P ΔV
Dari panas pembakaran, dapat diperoleh panas pembentukan senyawa-senyawa organik, seperti:
          
  
Panas pembakaran mempunyai arti penting pada bahan – bahan bakar, sebab nilai suatu bahan bakar ditentukan oleh besarnya panas pembakaran zat yang bersangkutan. Jika dilihat panas pembakaran homolog alkana, panas pembakaran naik ± 157000 kal tiap kenaikan CH2.

Panas pembakaran deret alkana pada 250C

ΔHc0 sama dengan kalor pembakaran dalam keadaan standart, yaitu kalor yang dilepaskan atau diserap pada proses pembakaran 1 mol unsur atau senyawa dalam keadaan standart.
            Panas pembentukan ialah panas reaksi pada pembentukan 1 mole suatu zat dari unsur-unsurnya. Jika aktivitas pereaksinya 1, hal ini disebut panas pembentukan standar, ΔH0.
            Untuk gas, zat cair, dan zat padat keadaan standar ialah keadaannya pada tekana 1 atm. Untuk gas nyata, keadaan standarnya tidak pada tekanan 1 atm.

Hukum Hess
            Menurut Hess, panas yang timbul atau diserap pada suatu reaksi (= panas sekali) tidak tergantung pada cara bagaimana reaksi tersebut berlangsung, hanya tergantung kepada keadaan awal dan akhir.
            Berdasarkan hukum Hess ini, dapat dicari panas reaksi bagi reaksi-reaksi yang sukar dilakukan secara percobaan.

Bahan bakar
            Bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran tersebut dengan sendirinya, serta dengan pengeluaran kalor. Bahan bakar dibakar dengan tujuan untuk memperoleh kalor tersebut, untuk digunkan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pembakaran sempurna dan Pembakaran tidak sempurna
Pembakaran sempuna terjadi apabila pada saat terjadinya proses oksdiasi ini terdapat oksigen yang cukup dan pada bahan bakar, terdapat bilangan oktan yang tinggi. Hasil dari permbakaran sempurna ini, asap yang ditimbulkan tidak cukup banyak bila dibandingkan dengan hasil dari pembakaran tidak sempurna. Setiap senyawa hidrokarbon yang dibakar sempurna (terdapat cukup oksigen) akan menghasilkan karbondioksida dan air.

Pembakaran tidak sempurna menghasilkan gad CO yang beracun, dan mengandung Pb. Pembakaran ini bisa menyebabkan pembentukan karbon atau karbon monoksida. Hal ini dapat terjadi apabila tidak terdapatnya oksigen yang cukup selama berlngsungny proses oksidasi. Penjelasan sederhana untuk raksi pembakaran ini adalah, hidrogen dalam hidrokarbon mendapatkan kesempatan pertama untuk bereaksi dengan oksigen, dan karbon hanya mendapatkan oksigen yang tersisa. Keberadaan partikel-partikel karbon yang berpijar pada sebuah nyala menyebabkan nyala tersebut berubah menjadi warna kuning, dan karbon hitam sering terlihat dalam asap. Karbon monoksida dihasilkan sebagai sebuah gas beracun yang tidak berwarna.
Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri tidak terbakar sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk karbon dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon monoksida dan uap air.  Misalnya:
a. Pembakaran sempurna isooktana:
C8H18 (l) +12 ½ O2 (g) –> 8 CO2 (g) + 9 H2O (g) ΔH = -5460 kJ
b. Pembakaran tak sempurna isooktana:
C8H18 (l) + 8 ½ O2 (g) -> 8 CO (g) + 9 H2O (g) ΔH  = -2924,4 kJ

Daftar Putaka
Isnaini, Putri. 2010. Panas Pembakaran. http://id.scribd.com/doc/41689333/Panas-pembakaran, diakses
            hari kamis pada tanggal 25 Oktober 2012 pukul 13.22. 
Soekardjo. 1989. Kimia Fisik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sugianto, Bambang. 2009. Pembakaran  Sempurna dan Tidak Sempurna. http://www.chem-
is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pembakaran-sempurna-dan-tidak-sempurna/,
diakses hari kamis pada tanggal 25 Oktober 2012 pukul 13.16. 

2012/10/26


7 Hikmah dan Keutamaan Qurban ‘Idul Adha

Hari Raya ‘Idul Adha, dimana di hari itu dan hari tasyrik dilakukan penyembelihan hewan qurban. Jika Anda belum memutuskan untuk berkurban tahun ini, ada baiknya Anda menyimak hikmah dan keutamaan qurban pada hari-hari tersebut:

1. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban
Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah].

2. Berkurban adalah ciri keislaman seseorang
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah].

3. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah
Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah hasan gharib]

4. Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa
“Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah” [HR. Muslim]

5. Berkurban adalah ibadah yang paling utama
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]

Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”

6. Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” [Qur’an Surat Al Hajj : 34]

7. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” [Qur’an Surat Ash Shaffat : 102 - 107]

Sumber : http://fimadani.com/7-hikmah-dan-keutamaan-qurban-idul-adha/

2012/10/25


Inilah 4 Penghambat Menjadi Kreatif



Sahabat, setiap manusia pasti memiliki kreativitas. Selama otak masih berfungsi, insya Alloh kreativitas masih mengalir dalam diri seseorang. Pertanyaannya kok masih banyak dari kita yang belum  mampu memanfaatkan kreativitas secara optimal?

Ternyata ada banyak hambatan untuk menjadi kreatif. Yuk kenali hambatan itu, lalu ambilah langkah untuk mengasah kembali daya kreativitas kita.

1. Rasa Takut yang Salah
“Ah, saya takut gagal!”
 “Ya Ampun, saya takut salah!”
“Waduh  saya takut dihina!”

Rasa takut gagal, takut salah, takut dihina, dan rasa takut lainnya sering menghambat seseorang untuk berpikir kreatif.
Tahukah Anda bahwa Abraham Lincoln sebelum menjadi presiden, berkali-kali kalah dalam pemilihan sebagai senator dan juga presiden? Tahukah Anda bahwa Spence Silver (3M) yang gagal menciptakan lem kuat, akhirnya menemukan ‘post-it’ notes?

2. Rasa Puas Berlebihan
“Mengapa saya harus coba sesuatu yang baru? Dengan begini saja saya sudah nyaman.” “Saya sudah sukses. Apa lagi yang harus saya cemaskan?” Ternyata bukan masalah saja yang bisa menjadi hambatan. Kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan. Orang yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru.

Belajar dari  Apple Computer yang pernah menjadi nomor satu sebagai produsen komputer, pernah tergilas oleh para pemain baru di industri ini karena Apple telah terpaku pada keberhasilannya sebagai yang nomor satu, sehingga menjadi lengah untuk menawarkan sesuatu yang baru pada target pasar sampai perusahaan ini terhenyak dengan munculnya pesaing yang berhasil menggeser kedudukan Apple. Namun, belajar dari kesalahan, Apple berusaha bangkit kembali dengan produk-produk baru andalan mereka.

3. Rutinitas Tinggi??
“Coba-coba yang baru? Aduh mana sempat? Pekerjaan rutin saja tidak ada habis-habisnya.” Apakah kalimat ini pernah Anda ucapkan? Jika ya, berarti rutinitas pernah menjadi hambatan bagi Anda untuk memanfaatkan kemampuan Anda untuk berpikir kreatif.

Mungkin Anda perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi ‘kehausan’ Anda akan kreativitas, misalnya baca buku tiap minggu (anda bisa menemukan ide brilian yang bisa Anda adaptasi, atau perbaiki), perluas lingkungan sosial Anda dengan mengikuti perkumpulan-perkumpulan di luar pekerjaan Anda (siapa tahu Anda bertemu dengan orang-orang yang bisa mendukung Anda ke jenjang sukses).

4. Kemalasan Mental
“Untuk mencoba yang baru berarti saya harus belajar dulu. Aduh, susah. Terlalu banyak yang harus saya pelajari. Biar yang lain saja yang belajar.” “Memikirkan cara lain? Wah, sekarang saja sudah banyak yang harus saya pikirkan. Lagipula memikirkan cara baru bukan tugas saya, biarlah atasan saya saja yang memikirkannya.” Ini merupakan beberapa contoh kemalasan mental yang menjadi hambatan untuk berpikir kreatif.

Tidak heran jika orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang baru.


Sumber :: http://www.iswandibanna.com

Adsorpsi Pada Larutan


Laporan Pendahuluan
Percobaan 6
Praktikum Kimia Fisika

ADSORPSI PADA LARUTAN

Dasar Teori
Adsorpsi adalah suatu peristiwa penyerapan pada permukaan adsorbe. Misalnya zat padat akan menarik molekul-molekul gas atau zat cair pada permukaannya. Hal ini disebabkan karena zat padat yang terdiri dari molekul-molekul tarik menarik dengan gaya Van der Waals. Jika ditinjau satu molekul, maka molekul ini akan dikelilingi molekul lain yang mempunyai gaya tarik yang seimbang. Untuk molekul, gaya tari dipermukaannya tidak seimbang karena salah satu arah tidak ada molekul lain yang menarik, akibatnya pada permukaan itu akan mempunyai gaya tarik kecil. Adsorpsi dipengaruhi oleh macam zat yang diadsorpsi, konsentrasi adsorben dan zat yang diadsorpsi, luas permukaan, suhu, dan tekanan.
Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ;
1.      Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.
2.      Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorbsi. Adsorbsi menggunakan istilah adsorbant dan adsorbent, dimana adsorbent adalah merupakan suatu penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon, sedangkan adsorbant adalah merupakan suatu media yang diserap. Pada air buangan proses adsorbsi adalah merupakan gabungan antara adsorbsi secara fisika dan kimia yang sulit dibedakan, namun tidak akan mempengaruhi analisa pada proses adsorbsi. Absorbsi adalah proses adhesi yang terjadi pada permukaan suatu zat padat atau cair yang berkontak dengan media lainnya, sehingga menghasilkan akumulasi atau bertambahnya konsentrasi molekul – molekul. 

Adsorbsi dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai berikut :
·         Luas permukaaan adsorben
·         Macam adsorben
·         Macam zat yang diadsorbsi
·         Tekanan
·         Suhu
·         Konsentrasi masing-masing
Sifat adsorbsi pada permukaan zat padat adalah sangat selektif artinya pada campuran zat hanya satu komponen yang diadsorbsi oleh zat padat tertentu.
Untuk adsorben yang permukaannya besar, maka adsorpsinya juga semakin besar. Makin besar konsentrasi, makin banyak zat yang diadsorpsi. Sifat adsorpsi pada permukaan zat padat adalah selektif, artinya pada campuran zat hanya satu komponen yang diadsorpsi oleh zat tersebut.
Pengaruh konsentrasi larutan terhadap adsorpsi dapat dinyatakan sebagai berikut:

X/m = k C1/n
Untuk:
X = berat zat yang diadsorspsi
m = berat adsorben
C = konsentrasi zat yang diadsorpsi
n dan k adalah tetapan,
Jika ditulis dalam bentuk logaritma menjadi :
Log (X/m) = n log C – log k

Untuk menentukan n dan k dengan membuat grafik log (X/m) versus log C. sebagai garis lurus, slopenya adalah n dan intersepnya adalah log k, sehingga harga k dapat ditentukan. Menurut persamaan Langmuir (adsorpsi Isoterm Langmuir) dengan notasi sama, hanya bentuk tetapannya yang berbeda.
Kinetika adsorpsi menyatakan adanya proses penyerapan suatu zat oleh adsorben dalam fungsi waktu. Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi.
Secara umum analisis kinetika adsorpsi terbagi atas tiga bagian yaitu orde satu, orde dua dan orde tiga. Peristiwa kinetika adsorpsi dapat dipelajari hubungan konsentrasi spesies terhadap perubahan waktu. Kinetika adsorpsi karbon aktif terhadap asam asetat dapat ditentukan dengan mengukur perubahan konsentrasi asam asetat sebagai fungsi waktu dan menganalisisnya dengan analisis harga k (konstanta kesetimbangan adsorpsi) atau dengan grafik. Ketiga analisis kinetika adsorpsi tersebut adalah:

Orde satu
ln C     = – kt + ln Co
Dari persamaan tersebut, diperoleh grafik hubungan antara ln C dengan t, yang merupakan garis lurus dengan slope k dan intersep ln Co.

Orde dua
=kt
Dari persamaan diatas diperoleh grafik hubungan antara 1/C dengan t, yang merupakan garis lurus dengan slope k dan intersep 1/Co.

Orde tiga
= kt
Dari persamaan diatas, maka grafik hubungan antara 1/C2 dengan t, yang merupakan garis lurus dengan slope 2 k dan intersep 1/Co2 (Tony, 1987).

Daftar Pustaka 
Ryanie, Winda. 2011. ADSORBSI PADA LARUTAN. http://id.scribd.com/doc/55994170/ADSORBSI-
             PADA-LARUTAN, diakses pada hari selasa 2 Oktober 2012 pukul 08.00. 
Safrizal. 2011. Adsorpsi Pada Larutan. http://www.jejaringkimia.web.id/2010/12/adsorpsi-
             pada-larutan.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&
             utm_campaign=Feed%3A+JejaringKimia+%28JEJARING+KIMIA%29, diakses pada hari selasa
             2 Oktober 2012 pukul 07.33. 
Soekardjo. 1989. Kimia Fisik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Distribusi Solut Antara Dua Solven Yang Tidak Bercampur


Laporan Pendahuluan
Percobaan 7
Praktikum Kimia Fisika

DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA SOLVEN YANG TIDAK BERCAMPUR

Dasar Teori
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses percampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.

Larutan Ideal
Larutan ideal adalah larutan, yang gaya tarik antara molekul-molekulnya sama, artinya gaya tarik antara molekul pelarut dan molekul zat terlarut, sama dengan gaya tarik molekul pelarutnya atau molekul zat terlarutnya.
Larutan ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
-          Pada pengenceran komponennya tidak mengalami perubahan sifat.
-          Tidak terjadi perubahan panas pada pembuatan atau pengenceran.
-          Volume total adalah jumlah volume komponennya
-          Mengikuti hukum Raoult tentang tekanan uap.
-          Sifat fisikanya adalah rata-rata sifat fisika penyusun.
Dalam hal larutan ideal, volume pencampuran dan panas pencampuran adalah nol, yakni
^Vcampuran = 0
^Hcampuran =  0
Demikian pula energi bebas dan entropi pencampuran diberikan sebagai
^Scampuran  = - nR Z x1 In x1
^Gcampuran  =  nR Z x1 In x1
Catatan : jika suatu larutan mengikuti hukum Raoult akibatnya panas dan volume pencampuran adalah nol, tetapi kebalikannya tidak berlaku, yaitu bila panas pencampuran atau volume pencampuran adalah nol,  larutan tersebut bisa jadi atau bisa jadi juga tidak mengikuti hukum Raoult.

Contoh larutan ideal
Sebenarnya tidak ada larutan yang bisa dibilang ideal. Tapi beberapa larutan larutan kondisinya benar-benar mendekati keadaan yang ideal. Berikut ini adalah contohnya:
* hexane dan heptane
* benzene dan methylbenzene
* propan-1-ol dan propan-2-ol

Larutan ideal dan gaya intermolekuler
Dalam sebuah larutan, beberapa molekul yang berenergi besar dapat menggunakan energinya untuk mengalahkan daya tarik intermolekuler permukaan cairan dan melepaskan diri untuk kemudian menjadi uap.

Semakin kecil daya intermolekuler, semakin banyak molekul yang dapat melepaskan diri pada suhu tertentu. Apabila mempunyai larutan kedua, hal yang sama juga terjadi. Pada suhu tertentu, sebagian dari molekul-molekul yang ada akan mempunyai energi yang cukup untuk melepaskan diri dari permukaan larutan. Pada sebuah larutan ideal dari kedua larutan tersebut, kecenderungan dari dua macam molekul di dalamnya untuk melepaskan diri tidak berubah. Pada larutan tersebut menunjukkan proporsi dari kedua jenis molekul yang melepaskan diri masih sama. Ini menunjukkan larutan 50/50 dari dua larutan.Yang berarti bahwa hanya ada separuh dari tiap jenis molekul yang berada di permukaan larutan larutan dibanding jumlah tiap jenis molekul pada permukaan larutan awalnya. Apabila proporsi
dari tiap jenis molekul yang melepaskan diri tetap sama, tentu saja hanya ada separuh dari tiap jenis molekul yang dapat melepaskan diri dari larutan larutan pada suatu waktu tertentu. Apabila molekul-molekul merah masih mempunyai kecenderungan yang sama untuk melepaskan diri sebesar sebelumnya, ini berarti daya intermolekuler antara dua molekul merah persis sama dengan besar daya intermolekuler antara sebuah molekul merah dan sebuah molekul biru.Apabila daya tersebut berubah, kecenderungan molekul untuk melepaskan diri juga akan berubah.
Demikian halnya dengan daya antara dua molekul biru dan daya antara sebuah molekul biru dan sebuah molekul merah. Daya tersebut juga harus sama dan kalau tidak,kecenderungan molekul biru untuk melepaskan diri juga akan berubah. Sehingga dapat dimengerti bahwa daya tarik intermolekuler antara dua molekul merah, dua molekul biru dan antara sebuah molekul merah dan sebuah molekul biru akan persis sama dalam larutan ideal. Inilah sebabnya mengapa larutan seperti hexane dan heptane mendekati larutan ideal. Mereka memiliki besar molekul yang hampir sama dan mempunyai daya tarik Van der Waals yang sama di antara mereka. Namun begitu, tetap saja, besar molekul keduanya tidak persis sama, sehingga walaupun larutan ini mendekati larutan ideal, tetap saja bukan merupakan larutan ideal. 

Larutan ideal dan perubahan entalpi pada proses penglarutan
Ketika membuat suatu larutan-larutan, harus mengalahkan daya tarik intermolekuler (yang membutuhkan energi) dan membuat daya tarik baru (yang menghasilkan energi). Apabila besar semua daya tarik ini sama, tidak akan ada panas yang dihasilkan atau panas yang diserap. Ini berarti, larutan ideal dari dua larutan akan mempunyai nol energi entalpi. Apabila suhu larutan naik atau turun pada saat mencampur keduanya, ini berarti larutan tersebut bukan larutan ideal.

Hukum Raoult
Tekanan uap parsial dari sebuah komponen yang mudah menguap di dalam larutan adalah sama dengan tekanan uap komponen tersebut dalam keadaan murni pada suhu tertentu dikalikan dengan fraksi molenya dalam larutan tersebut.

Hukum Raoult hanya dapat diaplikasikan pada larutan ideal.
Persamaan untuk larutan dari larutan A dan B, akan menjadi demikian:
Pada persamaan ini
PA = XA x XAo
PB = XB x XBo
PA dan PB adalah tekanan uap parsial dari komponen A dan B. Dalam suatu larutan gas, tiap gas mempunyai tekanan uapnya sendiri, dan ini disebut tekanan parsial yang independent. Bahkan apabila memisahkan semua jenis gas-gas lain yang ada, satu-satunya jenis gas yang tersisa akan masih mempunyai tekanan parsialnya.
Tekanan uap total dari sebuah larutan adalah sama dengan jumlah dari tekanan parsial individu tiap gas.
Total Vapour pressure = PA - PB
Po adalah tekanan uap dari A dan B apabila keduanya berada dalam keadaan terpisah (dalam larutan murni).
xA dan xB adalah fraksi mol A dan B. Keduanya adalah fraksi (bagian/proporsi) dari jumlahtotal mol (A maupun B) yang ada.Anda dapat menghitung fraksi mol dengan rumus ini:
XA  = Moles of A
            Total number of moles

Ekstraksi
Ekstraksi adalah distiribusi solut antara dua solven yang tidak bercampur. Secara umum ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut.
Berdasarkan perlakuan terhadap pelarut yang digunakan, ada dua macam ekstraksi, yaitu :
1. ekstraksi Sederhana
            Dilakukan dengan merendam bahan dalam pelarut dimana zat yang diinginkan dapat melarutkan kemudian setelah beberapa waktu larutan dipisahkan dari ampasnya.
2. ekstraksi pelarut
            Adalah teknik pemisahan dimana larutan konstituen dalam air, di biarkan berhubungan dengan pelarut lain (pelarut organik) dengan syarat bahwa pelarut kedua ini tidak bercampur dengan pelarut pertama.

Daftar Pustaka 
Dogra, SK. 1990. Kimia Fisik dan soal – soal. Jakarta: Universitas Indonesia. 
Sitif. 2011. Larutan Ideal. http://www.scribd.com/doc/67562692/Larutan-Ideal, diakses pada hari selasa 
               09 oktober 2012 pukul 19.41. 
Soekardjo. 1989. Kimia Fisik. Jakarta: PT Rineka Cipta.