Laporan Pendahuluan
Percobaan 1
Praktikum Kimia Fisika
PANAS
PEMBAKARAN
Dasar
Teori
Panas
yang diserap atau dilepaskan pada oksidasi sempurna dari suatu senyawa disebut
panas pembakaran. Satuannya dinyatakan dalam kal/gram atau kal/mol. Panas pembakaran
bisa juga sebagai panas yang timbul pada pembakaran 1 mole suatu zat. Panas
pembakaran dari suatu zat dapat ditentukan dengan alat polarimeter.
Q
= m cp (T1-T0)
dengan Q, m, Cp, T0, dan T1
berturut – turut adalah panas pembakaran, berat zat yang dibakar (gram),
panas jenis pada tekanan tetap, suhu mula – mula, dan suhu akhir.
Panas
pembakaran dapat juga ditentukan melalui perhitungan termokimia. Dalam hal ini
Lavoiser dan Laplace menyatakan bahwa panas yang diserap pada peruraian suatu
senyawa kimia harus sama dengan panas yang dikeluarkan pada pembentukannya bila
kedunya sama.
Biasanya panas
pembakaran ditentukan secara eksperimen pada V tetap dalam bomb-kalorimeter.
Dari ini dapat dicari ɅH :
ΔH0
= ΔE0 + P ΔV
Dari panas pembakaran,
dapat diperoleh panas pembentukan senyawa-senyawa organik, seperti:
Panas pembakaran
mempunyai arti penting pada bahan – bahan bakar, sebab nilai suatu bahan bakar
ditentukan oleh besarnya panas pembakaran zat yang bersangkutan. Jika dilihat
panas pembakaran homolog alkana, panas pembakaran naik ± 157000 kal tiap
kenaikan CH2.
Panas pembakaran deret alkana pada 250C
ΔHc0 sama
dengan kalor pembakaran dalam keadaan standart, yaitu kalor yang dilepaskan
atau diserap pada proses pembakaran 1 mol unsur atau senyawa dalam keadaan
standart.
Panas
pembentukan ialah panas reaksi pada pembentukan 1 mole suatu zat dari
unsur-unsurnya. Jika aktivitas pereaksinya 1, hal ini disebut panas pembentukan
standar, ΔH0.
Untuk
gas, zat cair, dan zat padat keadaan standar ialah keadaannya pada tekana 1
atm. Untuk gas nyata, keadaan standarnya tidak pada tekanan 1 atm.
Hukum Hess
Menurut
Hess, panas yang timbul atau diserap pada suatu reaksi (= panas sekali) tidak
tergantung pada cara bagaimana reaksi tersebut berlangsung, hanya tergantung
kepada keadaan awal dan akhir.
Berdasarkan
hukum Hess ini, dapat dicari panas reaksi bagi reaksi-reaksi yang sukar
dilakukan secara percobaan.
Bahan bakar
Bahan
bakar diartikan sebagai bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses
pembakaran tersebut dengan sendirinya, serta dengan pengeluaran kalor. Bahan
bakar dibakar dengan tujuan untuk memperoleh kalor tersebut, untuk digunkan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Pembakaran sempurna dan
Pembakaran tidak sempurna
Pembakaran
sempuna terjadi apabila pada saat terjadinya proses oksdiasi ini terdapat
oksigen yang cukup dan pada bahan bakar, terdapat bilangan oktan yang tinggi.
Hasil dari permbakaran sempurna ini, asap yang ditimbulkan tidak cukup banyak
bila dibandingkan dengan hasil dari pembakaran tidak sempurna. Setiap senyawa
hidrokarbon yang dibakar sempurna (terdapat cukup oksigen)
akan menghasilkan karbondioksida dan air.
Pembakaran
tidak sempurna menghasilkan gad CO yang beracun, dan mengandung Pb. Pembakaran
ini bisa menyebabkan pembentukan karbon atau karbon monoksida. Hal ini dapat
terjadi apabila tidak terdapatnya oksigen yang cukup selama berlngsungny proses
oksidasi. Penjelasan sederhana untuk raksi pembakaran ini adalah, hidrogen
dalam hidrokarbon mendapatkan kesempatan pertama untuk bereaksi dengan oksigen,
dan karbon hanya mendapatkan oksigen yang tersisa. Keberadaan partikel-partikel
karbon yang berpijar pada sebuah nyala menyebabkan nyala tersebut berubah
menjadi warna kuning, dan karbon hitam sering terlihat dalam asap. Karbon
monoksida dihasilkan sebagai sebuah gas beracun yang tidak berwarna.
Pembakaran bahan bakar dalam mesin
kendaraan atau dalam industri tidak terbakar sempurna. Pembakaran sempurna
senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk karbon dioksida dan uap air.
Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon monoksida dan uap air.
Misalnya:
a. Pembakaran sempurna isooktana:
C8H18 (l) +12 ½ O2 (g) –> 8 CO2 (g) + 9 H2O (g) ΔH
= -5460 kJ
b. Pembakaran tak sempurna isooktana:
C8H18 (l) + 8 ½ O2 (g) -> 8 CO (g) + 9 H2O (g)
ΔH = -2924,4 kJ
Daftar Putaka
Isnaini, Putri. 2010. Panas Pembakaran. http://id.scribd.com/doc/41689333/Panas-pembakaran, diakses
hari kamis pada tanggal 25 Oktober 2012 pukul 13.22.
Soekardjo. 1989. Kimia Fisik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sugianto, Bambang. 2009. Pembakaran Sempurna dan Tidak Sempurna. http://www.chem-
Isnaini, Putri. 2010. Panas Pembakaran. http://id.scribd.com/doc/41689333/Panas-pembakaran, diakses
hari kamis pada tanggal 25 Oktober 2012 pukul 13.22.
Soekardjo. 1989. Kimia Fisik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sugianto, Bambang. 2009. Pembakaran Sempurna dan Tidak Sempurna. http://www.chem-
is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pembakaran-sempurna-dan-tidak-sempurna/,
diakses hari kamis pada tanggal 25 Oktober 2012 pukul 13.16.
diakses hari kamis pada tanggal 25 Oktober 2012 pukul 13.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar