Laporan Pendahuluan
Percobaan 6
Praktikum Kimia Fisika
ADSORPSI PADA LARUTAN
Dasar Teori
Adsorpsi adalah suatu peristiwa
penyerapan pada permukaan adsorbe. Misalnya zat padat akan menarik
molekul-molekul gas atau zat cair pada permukaannya. Hal ini disebabkan karena
zat padat yang terdiri dari molekul-molekul tarik menarik dengan gaya Van der
Waals. Jika ditinjau satu molekul, maka molekul ini akan dikelilingi molekul
lain yang mempunyai gaya tarik yang seimbang. Untuk molekul, gaya tari
dipermukaannya tidak seimbang karena salah satu arah tidak ada molekul lain
yang menarik, akibatnya pada permukaan itu akan mempunyai gaya tarik kecil.
Adsorpsi dipengaruhi oleh macam zat yang diadsorpsi, konsentrasi adsorben dan
zat yang diadsorpsi, luas permukaan, suhu, dan tekanan.
Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ;
1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan
dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak – balik apabila daya
tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik
antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi
pada permukaan adsorben.
2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang
terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorbsi. Adsorbsi
menggunakan istilah adsorbant dan adsorbent, dimana adsorbent adalah merupakan
suatu penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon, sedangkan adsorbant
adalah merupakan suatu media yang diserap. Pada air buangan proses adsorbsi
adalah merupakan gabungan antara adsorbsi secara fisika dan kimia yang sulit
dibedakan, namun tidak akan mempengaruhi analisa pada proses adsorbsi. Absorbsi
adalah proses adhesi yang terjadi pada permukaan suatu zat padat atau cair yang
berkontak dengan media lainnya, sehingga menghasilkan akumulasi atau
bertambahnya konsentrasi molekul – molekul.
Adsorbsi dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai berikut :
·
Luas
permukaaan adsorben
·
Macam
adsorben
·
Macam
zat yang diadsorbsi
·
Tekanan
·
Suhu
·
Konsentrasi
masing-masing
Sifat adsorbsi pada permukaan zat padat adalah sangat selektif artinya
pada campuran zat hanya satu komponen yang diadsorbsi oleh zat padat tertentu.
Untuk adsorben yang permukaannya
besar, maka adsorpsinya juga semakin besar. Makin besar konsentrasi, makin
banyak zat yang diadsorpsi. Sifat adsorpsi pada permukaan zat padat adalah
selektif, artinya pada campuran zat hanya satu komponen yang diadsorpsi oleh
zat tersebut.
Pengaruh konsentrasi larutan terhadap adsorpsi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Pengaruh konsentrasi larutan terhadap adsorpsi dapat dinyatakan sebagai berikut:
X/m = k C1/n
Untuk:
X = berat zat yang diadsorspsi
m = berat adsorben
C = konsentrasi zat yang diadsorpsi
n dan k adalah tetapan,
Jika ditulis dalam bentuk logaritma menjadi :
Log (X/m) = n log C – log k
Untuk menentukan n dan k dengan
membuat grafik log (X/m) versus log C. sebagai garis lurus, slopenya adalah n
dan intersepnya adalah log k, sehingga harga k dapat ditentukan. Menurut
persamaan Langmuir (adsorpsi Isoterm Langmuir) dengan notasi sama, hanya bentuk
tetapannya yang berbeda.
Kinetika
adsorpsi menyatakan adanya proses penyerapan suatu zat oleh adsorben dalam fungsi
waktu. Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom
atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat padat
atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya
lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair,
mempunyai gaya adsorpsi.
Secara umum analisis kinetika adsorpsi terbagi
atas tiga bagian yaitu orde satu, orde dua dan orde tiga. Peristiwa kinetika adsorpsi dapat dipelajari
hubungan konsentrasi spesies terhadap perubahan waktu. Kinetika adsorpsi karbon
aktif terhadap asam asetat dapat ditentukan dengan mengukur perubahan
konsentrasi asam asetat sebagai fungsi waktu dan menganalisisnya dengan
analisis harga k (konstanta kesetimbangan adsorpsi) atau dengan grafik. Ketiga
analisis kinetika adsorpsi tersebut adalah:
Orde
satu
ln C = – kt + ln Co
Dari persamaan
tersebut, diperoleh grafik hubungan antara ln C dengan t, yang merupakan garis
lurus dengan slope k dan intersep ln Co.
Orde dua
=kt
Dari persamaan
diatas diperoleh grafik hubungan antara 1/C dengan t, yang merupakan garis
lurus dengan slope k dan intersep 1/Co.
Orde
tiga
= kt
Dari persamaan
diatas, maka grafik hubungan antara 1/C2 dengan t, yang merupakan garis lurus
dengan slope 2 k dan intersep 1/Co2 (Tony, 1987).
Daftar
Pustaka
Ryanie, Winda. 2011. ADSORBSI PADA LARUTAN. http://id.scribd.com/doc/55994170/ADSORBSI-
PADA-LARUTAN, diakses pada hari selasa 2 Oktober 2012 pukul 08.00.
Safrizal. 2011. Adsorpsi Pada Larutan. http://www.jejaringkimia.web.id/2010/12/adsorpsi-
pada-larutan.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&
utm_campaign=Feed%3A+JejaringKimia+%28JEJARING+KIMIA%29, diakses pada hari selasa
2 Oktober 2012 pukul 07.33.
Soekardjo. 1989. Kimia Fisik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ryanie, Winda. 2011. ADSORBSI PADA LARUTAN. http://id.scribd.com/doc/55994170/ADSORBSI-
PADA-LARUTAN, diakses pada hari selasa 2 Oktober 2012 pukul 08.00.
Safrizal. 2011. Adsorpsi Pada Larutan. http://www.jejaringkimia.web.id/2010/12/adsorpsi-
pada-larutan.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&
utm_campaign=Feed%3A+JejaringKimia+%28JEJARING+KIMIA%29, diakses pada hari selasa
2 Oktober 2012 pukul 07.33.
Soekardjo. 1989. Kimia Fisik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar